Assalamu'alaikum Warrahmatullahi
Wabarakaatuh.
Halo teman blog ku. Kali ini
tertantang lagi nih sama Bandung
Hijab Blogger, untuk bahas tentang Finansial.
Cerita sedikit, awal pertama kerja
setelah lulus kuliah itu di penghujung tahun 2016. Berhubung aku kerja beda
kota dengan Ibu, aku diharuskan untuk ngekost lagi. Bulan pertama kerja kan tidak langsung digaji ya, tapi aku
butuh makan, bayar uang kost, kehidupan, dan lainnya. Alhasil pinjam uang Ibu
lagi sekitar 2 juta. Dari situ sempat ada pemikiran, kenapa dari dulu pas
kuliah aku gak nabung yah, jadi setidaknya ada fase dimana aku
harus kost lagi, aku bisa pakai uangku sendiri.
Singkat cerita, tahun pertama kerja,
Ibu mempertanyakan jumlah tabunganku yang terkumpul selama setahun bekerja, dan
ternyata tidak banyak. Dan Ibu ‘sentil’ aku, bilang, “kalau setahun Cuma bisa
nabung 500.000, nanti kamu nikah pakai uang yang mana, dek?.” Rasanya pengen bilang, “What
the hell, you’re fucking right....”, saat itu. Panik loh jadinya, karena aku bertanggung jawab atas masa depan aku. Mau
nikah muda tapi tabungan belum ada... gimana??
Dari situ mulai deh browsing-browsing tentang finansial, karena aku mesti punya
pegangan uang semisal aku tidak bekerja lagi ditempat orang atau jadi
pengangguran atau terkena musibah. Satu artikel yang membuat aku semakin
penasaran ingin tahu tentang finansial ini adalah ketika selesai baca artikel
di blognya Malo (Mama Alodita).
Aku belajar bahwa aku belum merdeka
secara finansial. Merdeka finansial maksudnya fase dimana gak perlu takut akan kehabisan uang atau jatuh miskin dan gak perlu melulu memikirkan uang.
Takaran Merdeka Finansial itu seberapa
besar?
Jadi, ada yang disebut dengan Dana Darurat.
Ini adalah uang kita yang tidak boleh di’colek’ siapapun termasuk diri sendiri.
Fungsinya atau akan dipakai ketika, parahnya kita mengalami musibah besar, bisa
jadi ada bencana alam, di PHK, dsb.
Nah,
bisa dikatakan merdeka berarti ketika kita sudah memenuhi dana darurat kita,
jadi gak perlu lagi deh memikirkan uang untuk masa depan dan
fokus sama mimpi kita.
Dana darurat setiap orang itu beda
tergantung statusnya :
1. Single (belum
menikah), Nilai dana darurat = 3x biaya hidup/ bulan
2. Married
(tapi belum punya anak), Nilai dana darurat = 6x biaya hidup/ bulan
3. Married and have kids,
Nilai dana darurat = 12x biaya hidup/ bulan
Karena ku single... Beban yang harus ditabung lebih sedikit dibanding married dan married and have kids.
Lalu, Bagaimana cara mengatur keuangan
yang betul (menurut aku sih hehe)?
Dari artikel yang ditulis Malo, ada 7
pos penting dalam mengatur keuangan pribadi, yaitu :
1. Zakat/amal 2,5% dari total
pendapatan, menurutku ini penting, kadang kita
lupa untuk melakukannya. Kadang ada perasaan kurang ikhlas gitu gak sih? “uang aku tinggal sedikit lagi,
kalau aku sisihkan untuk amal, nanti aku gak
bisa beli makan atau barang yang aku mau”.. Tapiiii, percayalah, the more we give, the more we get.
Keajaiban bersedekah itu luarbiasa loh, Masya
Allah, kamu harus coba sendiri.
2. Hutang & Kewajiban,
sebenarnya perbulan itu kita diizinkan mengeluarkan hutang maksimum sampai 35%.
Aku pribadi membatasi pengeluaran aku perbulan untuk hutang itu tidak lebih
dari 20%. Jadi kalau misal aku sudah menghutang untuk bayar cicilan handphone
sekitar 20% dari pendapatan, aku menahan diri untuk tidak menyicil atau
menghutang apapun lagi, baik ke orang terdekat atau ke bank sampai cicilan hp
ku lunas.
3. Dana Darurat,
pengeluaran pribadi yang harus disiapkan untuk 6 bulan. Loh? Kan Ale single.. Iya sih, tapi punya dana darurat lebih banyak
jadi lebih tenang, meskipun menabungnya harus lebih mati-matian. Mengumpulkannya
juga tergantung kondisi kamu, misalnya kondisi sekarang ternyata cicilan aku
mencapai 30%, aku mempos kan tabungan dana daruratnya hanya sebesar 10%. Ketika
cicilanku mulai berkurang, persentase Dana Daruratnya dinaikan. Yah step
by step saja, kalau langsung banyak takutnya jadi stress sendiri.
4. Dana Proteksi,
aku anggap ini sama saja dengan dana darurat dulu hehe biar gak pusing sendiri
membaginya. Jadi bagian ini aku lewati.
5. Dana Investasi dan Menabung,
setelah mengalami kejadian bulan pertamaku kerja masih harus meminjam uang ke
Ibu, aku buat mind set bahwa nabung itu penting banget. Aku plotkan untuk
disisihkan sebanyak 20%. WAJIB.
Bedanya
apa sama Dana Darurat? Kalau Dana Darurat kan
lebih untuk disimpan dan dikeluarkan hanya ketika ada urgensi banget. Kalau menabung lebih untuk
membeli sesuatu yang jadi tujuan aku. Misalnya, mau beli hp baru, travelling, menikah,
jadi ujungnya uang tabungan ini akan dipakai.
Investasi
juga penting, sekarang sudah banyak cara untuk berinvestasi, ada saham, dana
reksa, deposito, beli emas. Buat aku Investasi adalah dengan membeli barang
yang membantu aku dalam mendapatkan uang. Misal, beli laptop, karena ini akan
menjadi alat bantu aku dalam mendesign
dan menulis, maka laptop dianggap sebagai investasiku.
6. Biaya Hidup,
nah, yang ini betul-betul dipikirkan
mana saja pengeluaran yang memang wajib, misalnya seperti, bayar air, listrik, internet,
makan, BPJS, asuransi, jangan sampai ada yang terlewat yaa.
7. Gaya Hidup,
poin ini sulit sih. Gaya hidup lebih
sering jadi bumerang. Tahun pertama kerja tabunganku masih secimit mungkin karena aku terlalu mengikuti kemauan/ gaya hidup
aku. Mungkin karena dulu cobain tempat-tempat nongkrong baru, ngehits, ngopi di
cafe mahal, jajan jajanan yang lagi in, padahal kalau dijumlah-jumlah, misal
setiap weekend beli kopi di coffeeshop sekitar 50.000/gelas, belum beli
makanannya, habis itu nonton, ya kalau dijumlah...
pengeluaran
weekend = pengeluaran weekdays.
pengeluaran
perminggu = nya jadi 2x lipat :’.
Bisa
jadi, ini adalah alasan uangku hilang tidak berwujud (mengeluarkan uang yang
bukan untuk membeli barang, tidak ada wujud nyatanya).
Atau
beli makeup semaunya. Misalnya brand favorit kita mengeluarkan blush on, padahal
kita masih punya stock blush on di rumah.
Mungkin
akan jadi berbeda ceritanya jika kamu memang berprofesi sebagai makeup artist
atau beauty influencer atau beauty blogger yah. Makeup yang kamu punya atau
yang dibeli kan untuk direview dan memang untuk “memancing” income. Jadi ilustrasinya
makeup yang dibeli itu sebagai “modal” atau investasi, bukan gaya hidup. Intinya
tetap mengikuti kondisi dan posisi kita.
Perlu
sharing mengenai tips and trick mengumpulkan uang juga gak yah? Hehe
Love,
Ale.
Betul banget nih, nabung itu udah bukan pilihan, tapi kewajiban ya..
BalasHapusPola pikir di ubah dengan investasi ya teh biar kehidupan kita aman sentosa hehe
BalasHapusSetujuuu
Aku juga tersentil sekaliii 😠5 bulan kerja tabungan udah kegerus sama tersier yang sungguh kalau diingatingat kok aku belum merdeka secara finansial spt yang dijelasin mbak Ale
BalasHapusAku MUA dan beauty blogger..didalam setiap kekalapan belanja, aku selalu menghibur diri : ini buat content, ini buat content...
BalasHapusPengeluaran weekendnya kudu sering sering dikurangi yaahh:"")
BalasHapus