aliasulis - Hai!
Assalamu’alaikum. Tanggal 13 Oktober yang lalu aku hadir dalam acara Watercolor Workshop. Tempatnya di Cafe
Yourgood cabang Dipatiukur. Kebetulan yang ngadain workshop ini kakak tingkat
di kampusku, teh Anggit. She’s really
artsy. Teh Anggit dari zaman kuliah memang terkenal kreatif dan seni
banget. Aku gak satu jurusan, tapi
kenal karena waktu itu aku ikut komunitas fotografi fakultas, trus doi jadi tutor. Sekarang udah
sering ngadain art workshop, bikin gambar orang pakai kuas. Usut
punya usut, teh Anggit menggunakan watercolor
ini sebagai media pelarian dari kesedihannya tentang percintaan. Dengan watercolor, bisa bantu beliau bangkit
dan lebih bahagia. Mungkin.. Kamu juga bisa menggunakan ini sebagai metode
healing..
Kalau
kepoin foto-fotonya di instagram pasti mupeng deh. Karya-karyanya sudah banyak. (IG diruangkasa; click here!).
Hihi.
Workshop
ini dihadiri oleh 6 orang peserta, udah cem
private class kan. Acara dimulai dengan perkenalan masing-masing peserta. Everyone came for different reason. Ada yang mau belajar watercolor
karena mereka mengajar anak-anak TK jadi sebagai guru harus bisa menggambar
sedikit-sedikit, ada yang mau belajar karena sudah lama vakum menggambar dan
menguas, jadi mau diasah lagi. Aku personal mau berguru handlettering pakai kuas dan cat air sama yang udah pro. Selain
itu, mau ketemu teh Anggit dan belajar banyak tentang watercolor.
Setelah
perkenalan masing-masing peserta, aku dikenalkan sama tools-tools yang biasa digunakan untuk menggambar watercolor. Kertas, kuas, watercolor pad dan air. Kertasnya
macam-macam, ketebalan kertasnya juga beda-beda. Semakin tebal kertasnya
semakin bagus untuk gambar menggunakan cat air (kertas jadi gak cepat basah).
![]() |
lagi serius ceritanya, in frame : mayang (sepupuku yg kuajak paksa ikutan workshop ini) |
Kuas-kuasnya
banyak macam dan jenisnya, ada yang kecil ada yang besar, ada yang runcing ada
yang pipih, ada yang kayak kipas. Sebenernya kefikiran untuk menggunakan
kuas-kuas makeup buat gambar....
bentuk-bentuknya mirip soalnya.
Pada
dunia watercolor, ada 4 cara dalam
menggambar pakai watercolor. Dry on dry,
dry on wet, wet on dry dan wet on wet. Bingung?
Haha, sama, aku kira gak ada beda-beda begini, semua sama Cuma tinta masukin aer.
Tapi gini detilnya
Dry on dry :
ketika cat air yang kamu pakai bentuknya pasta (biasanya dibungkus model tube)
di apply ke media kertas yang kering.
Dry on wet :
ketika car air yang dipakai bentuknya pasta dan di apply ke media kertas yang
sebelumnya dibasahi dulu.
Wet on dry :
cat air yang dipakai bisa berbentuk padat atau pasta bisa, kemudian dicampurkan
air terlebih dahulu. Jadi teksturnya lebih cair, light dan lebih transparan.
Kemudian di apply pada media kertas yang kering.
Wet on wet :
cat air yang dicampur air dan di apply pada media kertas yang basah.
Dari
4 teknik tersebut, hasil gambaran jadi berbeda-beda juga. Kalau kita pakai 2
teknik pertama (dry on dry dan dry on wet)
hasil gambaran terkesan “tebal”, warnanya keluar dan konkret, nyata, tapi lebih
lama keringnya. Dua teknik terakhir (wet
on dry dan wet on wet) menghasilkan gambar lebih transparan, warna yang
keluar “tipis” dan lebih cepat kering.
Cara penggunaannya
gimana, Le?
Tergantung
kesukaan kamu. Lebih suka gambaran yang tipis-tipis atau yang tebal dan bisa
mrip dengan aslinya. Aku sendiri lebih suka pakai teknik wet on wet. Karena cat air yang aku punya bentuknya padat haha. Dan
lebih mudah diapply ketika media kertasnya dibasahi terlebih dahulu, jadi gak
“seret”. Teknik wet on wet juga sebenarnya bisa dibuat lebih tebal, tinggal
dikasih warna lebih banyak, sehingga konsistensi tebih kental.
Hari
itu, selain dikenalin 4 dasar cara menggambar watercolor, aku juga belajar cara membuat bunga dan daun. Pretty basic ya, tapi susah-susah
gampang ternyata. Sering latihan itu koentji dari segala koentji. Kelas berakhir dengan mengumpulkan hasil gambar bebas versi masing-masing peserta. Ini punyaku.
![]() |
nyempil seperti upil |
Sekian
ceritaku, see you next time!
Love,
Ale